Friday, February 28, 2020

KUIKHLASKAN KEPERGIANMU





Siang itu semua cerita ini berakhir, sabtu 9 Dzulhijjah bertepatan dengan 10 Agustus  2019 pukul 11.45 bapak kembali pulang. Beristirahat untuk selamanya. Rasa tidak percaya. Saya  tidak siap. Saya kehilangan. Tapi begitu kenyataannya. Sampai cerita ini ditulis. Air  mata ini belum kering. Cerita ini belum berlalu seharusnya. Karena masih banyak yang ingin aku berikan kepada bapak termasuk rencana memberangkatkan beliau ke tanah suci, berbanding terbalik, dengan keinginan Sang Kuasa. Sang Maha Besar, Pemilik Bumi dan seisinya. Pada bulan juli bapak di vonis menderita radang usus  setelah opname selama 1 minggu di rumah sakit Kesehatannya justru semakin menurun, akhirnya bapakpun meminta untuk pulang dan seakan-akan sudah pasrah dengan penyakit yang dideritanya. Akhirnya tepat setelah 1 minggu, sepulang dari rumah sakit bapakpun dipanggil yang kuasa. Bapak  meninggal tepat saat berada di pangkuanku.
Bapak… 6 bulan sudah, engkau pergi meninggalkan kami. Tapi bayangan akan sosokmu yang kuat, tangguh, pekerja keras, bertanggung jawab masih lekat dalam bayangku. Yang  sampai sekarang belum bisa aku lupakan. Banyak sekali keinginan bapak, yang belum bisa aku wujudkan. Hanya doa yang bisa aku panjatkan di setiap sujudku. Semoga bapak mendapatkan tempat yang terbaik disisi-Nya.    
Bapak, kami rindu, kami mencintai, kami menyayangi Bapak, persis sama dengan saat Bapak masih ada di sini bersama kami. Lihat aku dari jauh, aku akan menjadi mengagumkan dan kuat seperti harapan Bapak, jalanku masih jauh, dan engkau akan selalu di sini, di hatiku di ruangan nomor satu, persis di samping ibu.

No comments:

Post a Comment