Sunday, March 22, 2020

MADRASAHKU SEPI. AKIBAT CORONA

Sudah satu minggu ini madrasah kami nampak sepi. Tidak ada proses belajar mengajar. Tidak ada tingkah anak-anak yang membat kami tersenyum, kesal dan juga marah. Madrasah kami memutuskan meliburkan anak-anak, sejak pemerintah setempat mengeluarkan surat edaran yang intinya untuk mengurangi aktivitas atau Lock Down, akibat adanya virus corona yang sampai sekarang masih ramai diperbincangkan.
Ujian praktik anak-anak kelas 6 yang seharusnya dilaksanakan tanggal 16 Maret kemarin, juga harus kami tunda sampai menunggu jadwal dari pemerintah setempat.
Sedangkan kami para pendidik dan tenaga kependidikan tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Walaupun tidak ada anak anak yang harus kami didik. Namun banyak administrasi yang harus kami kerjakan.
Nama corona muncul pada bulan Nopember lalu di Wuhan Negera Cina. Awalnya kami yang hidup di pedesaan tidak begitu peduli dengan berita tersebut. Hingga akhirnya pada awal bulan maret pemerintah Indonesia begitu gencar memberikan informasi terkait virus corona. Sampai pada aturan untuk mengurangi semua aktivitas, bahkan meliburkan semua pelajar. MUI juga mengeluarkan fatwa untuk menunda pelaksanaan sholat jum’at dan menggantinya dengan sholat dhuhur, dengan tujuan untuk mengurangi penularan virus corona. Pada titik inilah kami yang hidup didesa mulai ada rasa khawatir.
Kami yakin dan percaya bahwa hidup dan mati seseorang sudah digariskan oleh-Nya. Tetapi kami berusaha untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah demi untuk mengejar taqdir yang lain.
Allah SWT menciptakan makhluk yang bernama Corona yang tak dapat dilihat mata karena terlalu kecil. Makhluk kecil itu kini memporak porandakan segala aktivitas di dunia. Ketakutan dimana-mana. Berita tentang kematian yang diakibatkan virus corona cukup menyita semua media di dunia. Hingga pemerintah Arab Saudi menutup pintu rumah Allah yang menjadi kiblatnya orang Islam di seluruh dunia.
Ya Robb apakah ini teguran bagi kami yang selama ini terlalu sibuk dengan urusan dunia. Seruan adzan yang diserukan sering kami abaikan hanya demi mengejar kenikmatan duniawi. Kami sering malas untuk menuju mushola maupun masjid yang hanya beberapa langkah saja.
Silaturrahmi sesama muslim yang menjadi anjuranmu sering kami ganti dengan hanya komuniasi lewat HP.
Kini dengan adanya virus corona yang engkau ciptakan membuat kami kesulitan untuk beraktifitas. Rasa khwatir ketika beribadah bersama orang-orang banyak. semua agenda yang sudah kami rencanakan, terpaksa dibatalkan. Kali ini kami baru sadar betapa kami merasa terpenjara dengan keadaan ini.
Ya Robb apakah ini sentilan-Mu untuk kami! yang sering menghabiskan waktu dengan gadjet kami. Ketika ada banyak kesempatan untuk beribadah, bersilaturrahmi kami malah sibuk dengan WA kami. Kini, akhirnya kami benar² hanya bisa bertemu dalam tegur WA atau Telpon dan pesan. dengan saudara-saudara kami.
Maafkan kami Ya Robb. Maafkan kami.. beri kesempatan kami lagi. Jangan kau buat ramadhan yang akan datang ini, kami lewati dengan sepi dan hambar. Tak bisa kami bayangkan jika harus melihat saudara kami yang ada di zona rawan corona terhalang melakukan sholat tarawih berjamaah, masjid-masjid sepi tak ada lantunan tadarus bersama. Apalagi membayangkan tak ada lagi saudara kami yang berdesakan untuk mudik demi bersilaturrahmi dengan keluarganya.
Ya Robb berikan kami kesempatan untuk memperbaiki diri kami. Berikan hidayah-Mu agar kami bisa mengambil hikmah dari musibah non alam ini. Makhluk corona ini engkau yang menciptakan ya Robb. Dan engkau pula yang mematikannya. Pertemukan kami dengan Ramadhan yang penuh berkah. Amin

No comments:

Post a Comment